Karya : Uswatun Hasanah Sitompul
Aku melangkah dengan perasaan tidak karuan. Sedari tadi aku merasa
seseorang sedang mengikutiku diam diam. Namun saat aku melihat
kebelakang semua terasa normal. Hanya ada beberapa orang yang terlihat
di trotoar sepi ini.
Aku semakin mengeratkan jaketku. Udara yang
sangat dingin terasa menusuk hingga ke tulangku. Aneh, padahal cuaca
biasa-biasa saja. Tapi, kenapa auranya terasa begitu menakutkan?
Satu pemikiran aneh melintas di fikiranku, namun aku segera menepisnya.
Mungkin sebentar lagi hujan akan turun, sehingga hawanya terasa dingin.
Akupun melanjutkan perjalanan sambil mendengarkan lagu-lagu favoritku.
Hari ini begitu melelahkan. Beberapa hari lagi akan diadakan Pensi
disekolahku, dan aku yang notabenenya merupakan Wakil Ketua OSIS mau tak
mau harus bekerja keras dan rela pulang malam hari untuk menyiapkan
segala tetek bengeknya. Aku memilih berjalan kaki karena rumahku hanya
beberapa blok dari sekolahku. Lagipula ini masih jam 07:00, masih banyak
orang berada di luar rumah.
Tunggu,
mengapa rasanya jalanan ini begitu sunyi mencekam?.
Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling. Aku spontan merinding saat
menyadari bahwa aku hanya sendiri di jalan yang lengang ini.
Aku
melihat jam di pergelangan tanganku dan semakin terkejut saat menyadari
bahwa jam tanganku menunjukkan pukul 00:00. Aku memerhatikan dengan
seksama jam tanganku, siapa tahu baterainya habis. Tapi sepertinya jam
ini berfungsi seperti biasanya. Aku meraba ponsel di kantung rok
abu-abuku dan mengecek jamnya.
Sama
Deg deg deg
Tidak mungkin, ini aneh.
Jelas jelas aku keluar dari sekolah pukul 06:30. Bagaimana mungkin aku telah berada di jalan selama 5 jam.
Ini tidak mungkin.
Wuusshh
Tiba-tiba angin berhembus cukup kencang membuat daun-daun yang telah
gugur berterbangan. Aku memasang kupluk jaketku untuk mencegah rambutku
beterbangan.
Namun angin itu hanya bertahan beberapa detik saja,
karena kemudian yang kurasakan adalah butiran butiran air yang jatuh
mengenai tanganku.
Hujan
Butiran butiran bening itu turun semakin lebat dan seketika aku sudah basah kuyup.
Pandanganku kabur tertutup air hujan.
Dan untuk sesaat hanya sepersekian detik aku melihat sekelebat sosok yang lewat di depanku.
Aku ketakutan, jantungku berdentum-dentum memukul rongga dadaku.
Badanku gemetaran. Pikiranku sangat kalut. Yang ada di pikiranku saat
ini hanyalah bagaimana caranya agar aku bisa pulang kerumah dan
bersembunyi di pelukan ibuku.
Tap!
Deg deg deg
Sesuatu yang
aku terka adalah sebuah tangan menempel di bahuku. Aku memejamkan mata
tidak berani menoleh kebelakang. Tapi sesaat kemudian aku merasa tangan
itu membalikkan badanku.
Aku membuka mataku perlahan berharap
semuanya hanyalah ilusiku saja. Namun saat aku membuka mata aku melihat
diriku. Sosoknya sama persis denganku, salah, itu memang aku. Ya Tuhan
apalagi ini...
Aku mundur selangkah, namun yang terjadi selanjutnya
adalah bayanganku yang semakin banyak. Ada begitu banyak bayanganku dan
mereka semua menatapku dengan begitu tajam.
"s..ssii...siapa kalian?!! Pergi!!!" Aku berteriak, berusaha mengalahkan suara hujan.
Alih-alih pergi mereka justru semakin mendekat padaku. Langkah kaki mereka sama, tatapan mereka juga sama.
"Kami adalah kau"
Kata-kata itu bergaung di sekelilingku.
Aku memegang kepalaku yang tiba tiba saja terasa begitu sakit. Seakan ada ribuan jarum yang menusuknya.
Kami adalah kau, kami adalah kau
Kata-kataku itu berdengung di telingaku, berulang ulang.
Kami adalah kau, kami adalah kau
Tidak, tidak. Ini semua tidak mungkin. Ini semua tidak mungkin terjadi. Ini mustahil. Ini benar benar tidak mung....
"AAAAAA!!!" Aku terbangun dan langsung terduduk di tempat tidurku.
Hah hah hah
Napasku tidak beraturan dan dadaku terasa sesak. Aku mengusap wajahku yang berkeringat dan melihat ke jam dinding.
Pukul 00:00
Itu mimpi, hanya mimpi.
Oh Ya Tuhan syukurlah.
Ternyata itu mimpi, hanya mimpi buruk
Rabu, 08 Juni 2016
Diberdayakan oleh Blogger.
Tags
Mengenai Saya
Best Post
-
Karya : Muhammad Farhan Hasby Terukir dalam ukiran pikiranku Hasrat kenangan masa lalu Dengan seorang wanita bermahkota ibu Menggengga...
-
Haloo teman-teman semua? Bagaimana harimu? Semuanya pasti sudah mendengar kabar Keluarnya Inggris dari Uni Eropa kan? Nah, beberapa...
-
Karya : Diya Meiliza Putri Ku berlari Dengan riang tanpa beban di hati Ungkapan rasa gembira Yang mengalir selaras dengan jiwa Suci, p...
-
Created : Muhammad Affan Fajar Serangan bertubi-tubi Tak kunjung siap, mengabaikanku Perang ini Tak kunjung berakhir, tak sanggup kutak...
-
Karya : Uswatun Hasanah Sitompul Aku melangkah dengan perasaan tidak karuan. Sedari tadi aku merasa seseorang sedang mengikutiku diam dia...
-
Karya : Ditya Endah Swari Perasaan itu masih ada Dari pertama aku melihatmu Sampai saat ini Saat dimana aku akan melupakanmu Perasaan...
-
Karya : Annisa Chorilah Aku terpakudalam diam Mematung diri dalam sepi Di tepi jurang kegelapan Dihantui kekosongan mendalam Tak ingin...






0 komentar:
Posting Komentar